Monday, February 25, 2013

SSB Harus Jadi Motor Pembinaan Usia Dini


Bandung - Konflik sepakbola nasional di kalangan elite membuat program pembinaan usia dini terbengkalai. Selama federasi terkendala, Sekolah Sepak Bola (SSB) harus menjadi motor cita-cita tersebut.

"Selama ini saya tidak melihat ada program pembinaan yang dijalankan oleh federasi. Kisruh membuat semua terbengkalai, padahal anak-anak ini perlu diarahkan dengan baik. Kisruh tidak semestinya mengorbankan anak-anak yang berpotensi ini."

Hal itu dikatakan mantan pesepakbola nasional Tias Tono Taufik dalam perbincangan detiksport, di sela-sela acara "Trofeo Soccer Challenger" dan "Coaching Clinic" yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI) Komite Daerah (Komda) Jawa Barat, di Lapangan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, akhir pekan kemarin.

"Program di grass root ini tidak boleh main-main. Kalau pembinaan di bawah tidak bagus, otomatis berdampak ke jenjang berikutnya. Potensi anak-anak kita ada kok, tidak kalah dengan negara-negara lain. Tapi itu tadi, yang penting adalah pembinaan dasarnya tidak main-main," sambung mantan gelandang Persija Jakarta di era Perserikatan itu.



Menjadi pelatih di SSB Tutas, Jakarta, Tias Tono siap mendukung setiap bentuk upaya pembinaan usia dini, termasuk yang dilakukan oleh SSB.

"Selama federasi masih sibuk dengan konflik, saya ingin SSB terus jalan saja. SSB bisa menjadi motor penggerak pembinaan usia dini bagi anak-anak kita termasuk di daerah-daerah," sahutnya.

Sementara ketua ASSBI, Taufik Effendi Jursal, menegaskan bahwa pihaknya telah memiliki blue print yang menjadi program-program mereka -- dan sudah terus dilaksanakan.

"Intinya, empat aspek yang perlu dimiliki oleh SSB adalah: manajemen yang baik, pelatih yang berkualitas, sarana perlengkapan yang memadai, serta kompetisi berjenjang dan kontinyu. Itu yang terus kami upayakan dan kembangkan, sehingga SSB bisa melahirkan bibit-bibit unggul yang siap naik ke level yang lebih tinggi," tuturnya.

Road to Gothia Cup 2013

Sementara itu, event Coaching Clinic dan "Trofeo Soccer Challenger" tersebut dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Ia sempat mengikuti game mini bersama empat anak-anak SSB dalam suasana yang menyenangkan.

"Saya selaku pemerintah Jawa Barat bertekad mendorong pembinaan atlet usia muda, salah satunya dari apa yang dilakukan SSB ini, karena saya percaya anak-anak kita memiliki potensi, dan mereka perlu diarahkan dengan baik dan benar sejak dini."

Ia menambahkan, pembinaan tersebut harus berimbang, antara penataan teknik, fisik, dan perkembangan psikologis.

"Fisik termasuk menyangkut asupan gizi, sehingga atlet-atlet muda kita memiliki postur yang ideal, atletis. Perkembangan lain juga tetap harus diperhatikan, misalnya supaya adik-adik kita juga tetap bersekolah dengan baik," tambahnya.

Coaching Clinic diikuti oleh sekitar 200 anak dari sejumlah SSB di Bandung. Sedangkan pertandingan segitiga "Trofeo Soccer Challenger", diikuti tiga tim pilihan ASSBI Komda Jawa Barat, yang sekaligus menjadi seleksi untuk tim Indonesia yang akan mengikuti turnamen Gothia Cup 2013 di Swedia bulan Juli mendatang.

Pemain yang terpilih adalah sebagai berikut:

Bayu Ali Aqsa
Muhammad Rafli
Jujun Saepuloh
Hanura Zaenal Ehad
M. Satrio Haryanto
Iqbal Rahmat
Dani Rahmat
Alif Rizkal
Hendro Prasetya
Eri Rizard
Benny Kogoya
Salman Faira
Hilman Munajat
Varish Fadillah R.
Agatha
Anggi Sribagja
Aldian Agis P.


Rima (ketua)
Noah Meriem (anggota)
Tias Tono Taufik (anggota)
Omar Calam (anggota)
Chusnul (anggota)











( a2s / krs )

0 comments

Post a Comment