Sunday, March 31, 2013

The Citizens Kembali ke Skuat Terbaik


Terlepas dari kemenangan yang didapat Manchester United di kandang Sunderland, tiga poin yang diperoleh Manchester City atas Newcastle United tadi malam tetaplah hal positif buat mereka.

Menjamu Newcastle di Etihad Stadium, Sabtu (30/3), pasukan Roberto Mancini memperlihatkan performa yang menyakinkan, dan itu mudah diilihat dari angka di papan skor: 4-0.

"Kemenangan ini adalah penting untuk membangkitkan semangat kami. Untuk mengejar MU memang adalah hal yang sulit, tapi kami bertekad untuk menyelesaikan musim ini dengan baik," ujar Mancini kepada harian The Guardian.

Sementara itu di kubu lawan, kendati jaya di Europe League, Newcastle malah bermain angin-anginan di kompetisi domestik. Kekalahan yang didapat dari City, membuat jurang degradasi semakin terbuka lebar. Sang Pelatih Alan Pardew beralasan bahwa absennya beberapa pilar penting, serta kondisi tim yang sedang terfokus pada kompetisi Eropa, jadi alasan atas kekalahan menyakitkan dari City.

4-4-1-1 versus 4-2-3-1

Kegagalan menggunakan back-three yang keropos saat laga melawan Everton dua minggu lalu dijadikan pelajaran berharga oleh Mancini. Kembalinya Vincent Kompany di barisan pertahanan pasca cedera panjang membuat City kembali menggunakan 2 center back plus 2 full-back di lini belakang. Menariknya, performa Nastasic yang tak begitu baik saat menghadapi Everton dan kualifikasi Piala Dunia bersama Serbia membuat Joleon Lescott kembali naik ke posisi starting eleven.

Di lini tengah, terlihat dengan jelas Mancini ingin memanfaatkan kelemahan Newcastle yang kehilangan dua full-back kanan-kiri mereka, Mathieu Debuchy dan Davide Santon. Formasi Everton saat mematikan The Citizens dengan 4-4-1-1 pun kemudian ditiru oleh Mancini.

Secara bersamaan Nasri dan Silva di pasang sejak awal untuk memaksimalkan penyerangan lewat daerah flank. Keduanya diplot untuk membantu Tevez yang posisinya disimpan di belakang Dzeko sebagai target man di depan.

Tak ingin keropos kembali di tengah, Mancini enggan mengutak-ngatik posisi Gareth Barry dan Yaya Toure. Toure sendiri saat melawan Everton perannya sempat digantikan oleh Javi Garcia.

Sementara itu di kubu lawan, menghadapi City di El Etihad Stadium tak ada perubahan formasi mendasar di lakukan oleh The Magpies. Meskipun harus kehilangan dua full-back, Alan Pardew tetap memakai pola 4-2-3-1 . Absennya Davide Santon membuat Jonas Guiterez yang biasa di posisi sayap, mundur menjadi full-back kiri.



Newcastle Memilih Bertahan

Di babak pertama City tidak begitu dominan menyerang, sedangkan Newcastle lebih bertahan dengan menumpuk banyak pemain di tengah. Pardew memang mengintruksikan anak asuhnya agar menahan City tak berlama-lama menguasai bola di daerah sepertiga lapangan akhir Newcastle.

Posisi center back Yanga Mbiwa dan Steven Taylor bahkan lebih sering berada out of box ketimbang berada di dalam menjaga Dzeko yang performanya tak begitu bagus. Sepanjang babak pertama, dari 10 kali percobaan passing, Dzeko hanya mampu menyelesaikan 6 kali. Ini diakibatkan penjagaan ketat yang dilakukan Taylor membuat Dzeko tak berkutik.

Di babak pertama, karena hampir semua pemain tengah Newcastle bergerumul di tengah, City lalu memfokuskan serangan melalui sektor sayap dengan cara mengoptimalkan dua flank-nya. Hal ini terutama dilakukan melalui Gael Clichy. Terlihat dari Action Areas di bawah ini, bahwa Clichy acap kali memasuki daerah sepertiga lapangan akhir Newcastle di sebelah kiri. Dari sinilah City membangun serangannya.



Menyerang Lewat Flank dan Tevez yang 'Coming from Behind'

Sampai menit 30, Silva lebih cenderung berkutat di tengah dan membiarkan Tevez leluasa berkolaborasi melakukan umpan-umpan pendek dengan Dzeko, Nasri dan Clichy.

Sementara itu, di area sayap kanan, Nasri lebih cenderung melakukan tusukan ke depan gawang. Hal ini terjadi karena full-back kanan city yaitu Zabaleta jarang naik ke depan akibat diplot menahan laju sayap kiri Newcastle yaitu Goufran dan Guiterez. Keduanya memang merupakan pemain bertipikal menyerang.

Serangan efektif City di babak pertama berasal dari sayap kiri. Berbeda dengan Zabaleta, posisi Clichy bahkan lebih banyak bermain di daerah sepertiga lawan. Efektivitas Clichy tak lepas dari Silva yang sengaja ditarik Mancini bermain agak ke tengah, sehingga Obertan dan Cabaye tertarik dan meninggalkan sedikit ruang kosong di sayap kiri.

Di awal babak pertama, City sering mengirimkan crossing panjang yang diarahkan kepada Dzeko di kotak penalti. Namun, dari empat head duel yang didapat Dzeko, semuanya berujung pada kegagalan. Karenanya, untuk menerebos barisan pertahanan Mancini mulai mengintruksikan triangle Silva-Tevez-Nasri untuk melakukan shortpass yang diakhiri umpan terobosan ke area kotak penalti lawan.



Peran Yaya Toure dan Buruknya Lini Depan Newcastle

Performa sayap kanan The Magpies amatlah buruk. Karenanya, serangan melalui sayap kanan Newcastle selalu di awali dengan crossing-crossing panjang. Absennya Mathieu Debuchy pun sangat terasa betul. Saat diserang, winger Gabriel Obertan selalu telat membantu pertahanan, dan posisinya saat bertahan pun lebih cenderung ke tengah untuk menjaga Silva.

Kelemahan ini terus di eksploitasi oleh Mancini. Intensitas serangan melalui flank kiri pun ia tambah 5 menit menjelang babak pertama usai. Nasri yang biasa ke kanan pun diperbantukan ke kiri. Dua gol di menit 40 dan 45 menjadi pembuktian hal tersebut.

Peran Yaya Toure dan Garreth Barry untuk menghentikan laju Goufran, Sissoko dan Obertan patut di apresiasi. Karena peran keduanya, suplai bola ke Cisse amatlah minim. Untuk mendapatkan bola, tak jarang Cisse harus turun ke daerah pertahanan sendiri.

Alan Pardew memang mengintruksikan anak asuhnya untuk lebih bertahan dan mengandalkan serangan balik melalui umpan-umpan panjang. Tercatat 60 longball dilakukan para pemain Newcastle, 13 di antaranya dikonversi menjadi crossing ke depan gawang Joe Hart. Sayangnya, yang berhasil hanya mencapai 3 kali.



===

* Akun twitter penulis: @aqfiazfan dari @panditfootball



(rin/a2s)

0 comments

Post a Comment