Tuesday, April 16, 2013

Menpora Minta Aparat Usut Tuntas Kasus Pembacokan Korlap Bonek


Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo mengaku prihatin atas kejadian pembancokan yang dialami salah satu pentolan Bonek Andie Peci. Ia meminta kepada aparat kepolisian Surabaya untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, pentolan Bonek yang juga koordinator lapangan (Korlap) aksi demonstrasi Bonek, Andie Peci, mengalami penyerangan oleh sekelompok orang tak dikenal hingga mengalami luka bacok pada tangannya.

Penyerangan tersebut terjadi sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Ketika itu Andie sedang berkumpul bersama Bonek Bonarki Manukan di base camp mereka usai menggelar aksi dukungan pada Persebaya Surabaya 1927, Senin (15/4/2013) siang kemarin.

Secara tiba-tiba para penyerang tersebut datang menggunakan mobil seperti jenis Taft. Beberapa di antara penyerang itu membawa senajata tajam dan menarik Andie memaksanya untuk ikut mereka. Karena menolak, salah satu pelaku mengayunkan celuritnya. Dan saat mencoba menangkis, tangan Andie akhirnya kena sabetan cerurit.

Roy, yang saat ini berada di luar negeri, mengaku terkejut atas kejadian itu. Ia menilai sepertinya ada sejumlah pihak yang memanfaatkan situasi gonjang-ganjing Persebaya 1927 tersebut.

"Saya akan meminta Aparat terkait untuk mengusut tuntas insiden pembacokan yang dialami salah satu Bonek kemarin. Siapapun pelakunya bisa jadi provokator harus dihukum," ujar Roy dalam pesan singkat kepada detikSport, Selasa (16/4/2013).

"Ya, ini mirip kasus 'Bocornya Sprindik KPK' kemarin: telanjur ada yang memfitnah mbak Imelda (Sekpres, mantan Wartawan). Tetapi ujung-ujungnya ternyata si Wiwin SekPrinya Abraham Samad sendiri yang melakukannya. Harusnya dia kena tindak pidana. Artinya, jangan-jangan pelakunya provokator, kasihan Bonek."

Ditambahkan Roy, dirinya berharap polemik di Surabaya segera berakhir. Ia mengakui masalah ini berawal dari masalah unifikasi liga di KLB 17 Maret lalu yang membuat sejumlah klub-klub IPL merasa keberatan, salah satunya adalah Persebaya 1927. Meski begitu, Roy menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada PSSI.

"Berdasarkan rapat gabungan minggu lalu (Kemenpora-PSSI-KOI-KONI-BOPI-APPI, juga PT Liga & LPIS) semuanya menjadi tanggungjawab PSSI yang melaksanakan Hasil KLB 17 Maret lalu, termasuk konsekuensi-konsekuensi dari Unifikasi Liga soal Persebaya, Arema dan sebagainya," simpulnya.


(ads/roz)

0 comments

Post a Comment